Implementasi Kurikulum 2013, Harapan dan Tantangan

image_68_ilustrasi-k13Kurikulum 2013 sangat diharapkan akan ada perubahan besar bagi kualitas siswa Indonesia di masa depan. Banyak harapan akan perbaikan menyeluruh bagi model kelulusan siswa nantinya. Bila sebelumnya banyak keluhan bagi orang tua di Indonesia tentang nasib anaknya yang belajar di Indonesia dengan sejumlah kendala dan tantangan negatif kini harapan akan perubahan dapat diharapkan dengan sejumlah perbaikan yang terdapat dalam paket kurikulum 2013. Selain harapan akan adanya perubahan namun tentu ada kelemahan dalam kurikulum 2013.
Soal kelebihan yang terdapat dalam kurukulum 2013 antara lain, pertama, siswa dapat memiliki kemampuan ganda seperti dalam bidang sikap, kreativitas selain kemampuan akan kecerdasan dalam memahami materi ilmu pengetahuan itu sendiri. Ketiga kemampuan yang saling terkait diharapkan siswa nantinya dapat meningkatkan kualitas dirinya dalam persaingan di masa depan. Siswa lebih kreatif dan inovatif. Siswa dapat memiliki sikap dalam menerima dan menolak serta hasrat untuk kecenderungan tertentu dalam setiap masalah yang ia hadapi. Pemberdayaan tiga talenta yang ada pada setiap siswa akan semakin dikombinasikan dalam diri siswa.
Masih soal penggabungan tiga potensi besar yang ada pada diri setiap manusia, kognitif, afektif dan psikomotorik bukan sekedar penggabungan dalam arti penggabungan tiga unsur semata dalam satu tempat. Lebih dari itu, penggabungan tersebut merupakan penggabungan aspek metodelogi ilmu dimana terjadi perkawinan antara kecerdasan dengan hati, dan kecerdasan dengan lingkungan. Semua dilakukan secara lengkap, keduanya mencari sistesa dari dua antitesa talenta pada diri siswa. Sebut saja, penggabungan antara rasionalitas dengan relijiusitas, anatara rasionalitas dengan eksperimentasi, atau gabungan antara empirisme, idealisme digabungkan dengan aspek ketuhanan maka hasilnya adalah berupa kebenaran yang bersifat sempurna, kebenaran yang berkarakter pada kemanusiaan itu sendiri.
Bagi sebagian orang, produk kelulusan dari siswa di negara ini sudah banyak yang orang mengeluhkan, alias produk lulusan yang rata-rata gagal. Produk kelulusan hanya menjadi beban dari negara ini. Bukan bermaksud untuk memukul rata, kelulusan siswa nasional dari tahun ke tahun belum banyak perubahan berarti meski upaya ke arah tersebut telah dilakukan berkali-kali dengan indikator pada perbaikan kurikulum secara periodikal. Dari menteri yang satu kementeri terkait berikutnya. Kelemahan itu, terkait pada sikap dan kreativitas pelajar Indonesia yang tergolong rendah. Usai lulus banyak yang tak kreativ justru ada yang hanya mengandalkan sistem yang ada sehingga persaingan mutu bagi para pelajar makin rendah. Hal itu diperparah dengan tayangan para lulusan sekolah dalam setiap penjenjangan, banyak yang bersikap negatif hingga melakukan koruptif besar besaran. Ini produk lulusan pada masa lalu. Namun kini beda, harapan telah bersinar terang. Sikap dan pemahaman sama-sama digembleng. Pemahaman yang benar dengan dilanjutkan pada sikap yang benar juga. Kesatuan antara ilmu, kenyakinan dan perbuatan. Mereka yang terpecah kini telah bersatu, integral.
Kedua, semangat pemahaman dalam ilmu pengetahuan yang dicapai adalah menyeluruh. Dalam bahasa dalam kurikulum 2013 adalah integratif, menyatu dan saling terkait. Dari pemahaman ini akan ada dua pemahaman baru. Bagi penulis, pemahaman integratif pada satu sisi akan membuat siswa lebih tertarik dalam memahami masalah tertentu. Masalah yang muncul kemudian, adalah waktu siswa untuk melakukan fokus pada pelajaran akan terpenjara dengan integralatitas pengetahuan tersebut. Waktu banyak tersita. Meski dari sini akan muncul penyederhanaan pelajaran. Hanya pelajaran yang terkait saja yang digabungkan.

Selain itu, penggabungan yang paling utama adalah penggabungan ketiga metodelogi. Seperti yang telah diulas pada kalimat di atas, penggabungan tersebut tak hanya pada masalah aspek materi namun pada sisi metodelogi, ketiga aspek filosofis bersatu. Siswa bukan sekedar dipasok dalam sisi materi pemahaman tertentu, siswa juga kemudian diteruskan pada upaya mengasah dalam soal afektif, aspek moral dan agama. Sikap setuju dan menolak dalam pemahaman yang diterima. Agama menggabungkan diri di dalamnya. Setelah itu, ada upaya untuk mengembangkan dan mengampanyekan dalam bentuk yang lain atas apa yang ia terima. Misalnya, siswa diberi tahu pemahaman tentang sholat, maka ia akan sholat dan jadi siswa yang saleh.
Ketiga, kurikulum 2013 merupakan upaya besar bangsa ini dalam menanggulangi ketertinggalan anak bangsa dalam beberapa dekade. Bila saat ini sering terucap bahwa bangsa ini ketinggalan jauh dalam masalah tertentu dengan Malaysia dan Singapura kini lahirnya kurikulum 2013 akan memecaklan problem tersebut. Kalau boleh berharap, bukan untuk berbangga, paket perbaikan dalam kurikulum 2013 akan sangat besar manfaatnya bagi kemajuan anak bangsa. Kemajuan dalam segala bidang, kemajuan yang tak hanya pada aspek kecerdasan yang juga terbatas pada siswa, namun di luar itu dilakukan kemajuan dalam bidang kreativitas dan moralitas dimana jumlah siswanya tentu tak sedikit bagi yang memiliki keunggulan pada kelebihan yang terakhir ini.
Terlepas dari harapan besar dari lahirnya paket kurikulum 2013 tersebut namun ada kecemasan di sana sini, tantangan itu antara lain, pertama, ide penggabungan atau penyederhanaan materi justru akan mengembalikan semangat ilmu pengetahuan pada era dahulu kala. Ilmu hanya yang kini muncul dalam spesialisasi tertentu merupakan pengembangan oleh generasi belakangan. Sejatinya, mereka terus berkembang dalam setiap saat sesuai kebutuhan manusia dan bukan semakin ciut seperti yang ada dalam semangat dalam kurikulum 2013. Penulis khawatir, bila integrasi ilmu justru akan mengembalikan ilmu pada iduk ilmu itu sendiri, ia adalah filsafat.
Kedua, masih banyak tantangan dalam pencapaian produk baru di 2013 itu, ia adalah perlunya konsistensi dari pemerintah dalam melanggengkan produk 2013. Perlu adanya kesiapan dari tenaga pengajar dan pengelola sekolah dalam masalah ini. Selain itu, tantangan yang tak kalah pentingnya adalah perlunya kekuatan seorang dalam membekali dengan wawasan filsafat Islam. Dari situ akan dikenalkan dengan variasi nalar, nalar intelek, nalar eksperimentasi, nalar hati dan nalar atas bimbingan Ilahi. Semoga tantangan yang ada dalam tulisan ini dapat diabaikan bila prasarat yang juga kami tawarkan dapat tercapai. Mudah-mudahan, amin…

1 thoughts on “Implementasi Kurikulum 2013, Harapan dan Tantangan

Tinggalkan komentar